Kalimat Yang Tidak Boleh Diucapkan Kepada Atasan

Kalimat Yang Tidak Boleh Diucapkan Kepada Atasan

Tesorofoundation – Sikap Anda di tempat kerja dapat mengungkapkan kepribadian Anda yang sebenarnya. Apakah Anda tipe orang yang santai, mudah panik, keras kepala atau ceroboh? Sikap ini sering dijadikan bahan evaluasi oleh atasan.

Menjaga sikap di kantor sangat penting. Tidak hanya melalui bahasa tubuh, tetapi juga saat berkomunikasi. Jangan ucapkan kata-kata terlarang berikut ini kepada atasan Anda jika ingin sukses dalam bisnis.

1. Saya tidak bisa melakukannya

Setiap karyawan memiliki beban kerja yang berbeda-beda. Dibandingkan dengan karyawan lain, Anda mungkin diberi tugas yang lebih sulit. Namun, ungkapan “Saya tidak bisa melakukannya” tidak bijaksana ketika berbicara di depan atasan.

Berdoa secara tidak langsung menurunkan kualitas Anda, yang membuat atasan Anda kurang percaya diri ketika Anda ingin memberinya tugas lain. Alhasil, kesempatan untuk menjadi “tangan kanan” bos tidak didapat.

Meski tugasnya sulit, apa salahnya bersikap optimis. Jika Anda tidak tahu, cari bantuan dari atasan yang tahu lebih banyak tentang detail pekerjaan. Alhasil, pekerjaan bisa diselesaikan dengan hasil yang memuaskan.

2. Ini Bukan Pekerjaan Saya

Masalah menerima tugas tambahan sering muncul ketika seorang rekan sedang cuti atau kewalahan dengan pekerjaan. Ketika Anda sedang dalam suasana hati yang buruk dan atasan Anda memberi Anda pekerjaan ekstra, inilah yang dapat Anda katakan untuk mengungkapkan rasa frustrasi Anda.

Anda mungkin kesal, tetapi mengatakan kalimat itu tidak benar. Lebih baik mencari kalimat lain sebagai jawaban, seperti “Saya akan mencoba membantu ketika saya selesai dengan pekerjaan rumah saya”.

Tentu lebih baik untuk mendengarkan, bukan? Di sisi lain, rekan-rekan yang dibantu jauh dari perasaan bersalah karena telah menyinggung Anda.

3. Saya tidak ingin pindah divisi

Berpindah divisi adalah hal yang wajar dalam dunia kerja. Saat pindah ke divisi lain, jangan langsung bilang, “Saya tidak mau pindah divisi.” Selain menjadi marah, atasan Anda mungkin lebih memperhatikan pekerjaan Anda sehari-hari untuk mengetahui alasan keyakinan yang tidak disengaja.

Jika ternyata alasannya karena pekerjaan di divisi sekarang lebih santai, bos bisa memberikan pekerjaan tambahan. Ada baiknya untuk mencari tahu tentang divisi dan mengobrol dengan bos.

Berikan alasan yang logis jika Anda benar-benar keberatan. Jika Anda tidak keberatan, tanyakan keuntungan apa yang bisa Anda dapatkan jika tugas dan tanggung jawab divisi baru lebih sulit.

4. Waktu saya terbatas

Saat terjadi PHK massal karyawan, biasanya atasan melimpahkan pekerjaan ekstra kepada karyawan yang tersisa. Ini mengarah pada peningkatan beban kerja otomatis karena, sejujurnya, Anda juga memiliki pekerjaan utama yang harus dilakukan. Di sisi lain, waktu sangat terbatas.

Namun, cobalah untuk tidak menolak tawaran dari atasan Anda. Terutama untuk mengatakan “waktu saya hampir habis” karena semua orang mengalami hal yang sama.

Yang terbaik adalah menerima tugas tersebut dan meminta lebih banyak waktu kepada atasan Anda untuk menyelesaikannya. Atasan Anda akan sangat menghargai sikap Anda.

5. Saya bosan

Melakukan hal yang sama tentu saja menimbulkan kebosanan, namun jangan sampai kebosanan tersebut membuat Anda malas di kantor. Anda harus selalu mengingat tugas dan tanggung jawab Anda sebagai karyawan, yaitu menyelesaikan setiap tugas dengan hasil yang baik.

Jika Anda bosan, pelajari pekerjaan kantor lain untuk meningkatkan keterampilan Anda. Ketika tugas selesai, misalnya, mintalah rekan kerja Anda untuk berbagi informasi tentang pekerjaan mereka sehari-hari. Anda juga dapat berbicara langsung dengan atasan Anda menggunakan frasa yang lebih sopan.

Jika perusahaan diundang untuk mengirim delegasi untuk menghadiri pelatihan, manajer Anda dapat mengirim Anda sebagai peserta. Alhasil, hari-harimu jadi berwarna.

Referensi:

Blitarkota

gaji analis kesehatan