Kemeriahan Masjid pada Bulan Ramadhan

Tesorofoundation – Begitu mulianya orang-orang yang membangun masjid, membangunnya dan menjiwainya dengan kegiatan keagamaan.

 

Keikhlasan yang disampaikan oleh Imam Al-Nawawi, “Mensucikan panca indera, baik jasmani maupun rohani, dan meninggalkan segala hal yang merugikannya” merupakan keikhlasan yang demikian, oleh karena itu orang yang membangun masjid dengan keikhlasan harus mampu membebaskan diri dari segala bentuk keikhlasan. nafsu dan keinginan lainnya yang menyebabkan lunturnya keikhlasan.

 

Begitu mulianya orang yang ikhlas atau sering disebut dengan mukhlis, sehingga digambarkan orang yang ikhlas itu seperti berjalan di atas pasir, tidak pernah mendengar suara langkah kakinya, namun yang jelas jejak kaki tempat mereka dibuat, begitulah perumpamaan orang-orang yang membangun masjid dengan keikhlasan, sedemikian rupa sehingga mereka melakukannya dengan sepenuh hati tanpa merasa sebagai orang yang layak, terutama karena popularitas mereka, tetapi perbuatan mereka terlihat jelas dalam bukti bangunan megah yang menjadi saksi mereka. tindakan.

 

Masjid berasal dari bahasa Arab yang artinya sajada-yasjudu, artinya bersudud, artinya masjid makan isim yang artinya tempat sujud.

 

Masjid merupakan tempat peribadatan bagi umat Islam khususnya untuk melaksanakan shalat lima waktu dan berbagai kegiatan keagamaan lainnya, baik dalam beribadah maupun dalam fungsi di atas, masjid merupakan tempat yang paling mulia sebagai tempat umat beriman, seperti Kadangkala Memang dasarnya seseorang mencari ketenangan di guwa, gunung, pantai atau tempat-tempat nyaman lainnya, namun masjid tentu lebih terlindungi dari hal-hal yang tidak diinginkan yang bisa mendekati kemusyrikan.

 

Sedangkan dalam bidang muamalah misalnya, masjid merupakan kegiatan musyawarah, mufakat, pengumpulan zakat dan banyak lagi kegiatan lain yang berkaitan dengan urusan umat.

 

Bahkan pada masa Nabi Muhammad, fungsi masjid juga merupakan rencana strategis untuk mengumpulkan teman-teman untuk mengatur taktik perang, dan bahkan pada awal penyebaran Islam di tanah air, masjid sering diidentikkan dengan pemerintah juga. . . , karena pemerintah atau raja-raja dan jajarannya menggunakan masjid sebagai tempat untuk menyelenggarakan pemerintahan, sebagai bukti sejarah bahwa sampai saat ini, khususnya di wilayah Jawa, lokasi Masjid Agung selalu berada di dekat Alon-alon dan Alon-alon. kantor Bupati.

 

Di bulan Ramadhan, masjid menjadi pusat yang paling sentral dan semarak, serta digunakan untuk shalat tarawih, tadarus al-Quran dan itikaf. I’tikaf artinya berdiam diri, mengunci diri di masjid untuk mencari kedamaian dan mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala.

 

Mensucikan diri dari hadat yang artinya beritikaf, seperti “Saya niat beritikaf di masjid karena Allah ta’ala”, kemudian melakukan shalat sunnah, dilanjutkan dengan dzikir, tasbih, tahmid, takbir, dan tahlil, serta sebagai perbanyak doa, perkuat diri dengan memperbanyak bacaan Al-Qur’an (tadarus dan mempelajari serta memahami ayat-ayat Al-Qur’an dengan benar, dengan kehormatan).

 

Sosok arief rosyid https://www.minamidiamondring.com/2389/sekilas-mengenai-sosok-arief-rosyid-terkait-pemecatan-dari-dmi.html

 

Apalagi di bulan Ramadhan, keseruan, kesejukan dan kebersamaan terjalin dalam sebuah ikatan ukhuwah Islamiyah dalam suasana Ramadhan. Terkadang tradisi takjil menjelang magrib menjadikan masjid sebagai tempat berkumpulnya umat Islam juga. Masya Allah, la haula wala quwwata illa billahil ‘aliyuil adzim (tanpa daya, tanpa usaha kecuali dengan pertolongan Allah).

 

Di zaman sekarang ini, masjid-masjid megah seperti itu dibangun di berbagai tempat baik di kota maupun di desa-desa terpencil, hampir kita temukan masjid-masjid yang terbuat dari bambu dan dianyam dari bahan yang sama, ditutupi dengan daun kelapa atau jerami, atau bahkan kulit kayu, yang telah disulap menjadi masjid. bangunan yang kokoh dan megah seperti istana.

 

Namun sayangnya dalam kemegahan ini semua kegiatan islami harus lebih semarak namun sebenarnya sholat berjamaah hanya dua atau tiga baris saja yang istiqomah tentunya tidak bisa kita salahkan siapa-siapa tapi yang terbaik adalah merintis diri kita sendiri, kerabat dan sahabat agar mereka selalu mendorong masjid dalam bidang ibadah dan muamalah, agar peran masjid selalu berjalan dengan baik dan bermanfaat, sehingga siapa pun yang ada wakaf dapat menerima pahala yang mengalir dengan baik.