6 Mitos Gunung Arjuno

Mitos Gunung Arjuno, Ancaman dari Pasar Setan dan Keharuman Suara Gamelan -  Citizen6 Liputan6.com

Gunung Arjuno merupakan gunung tertinggi di Jawa Timur setelah Semeru dan Raung, yang menjadi destinasi populer bagi para pendaki yang mencari tantangan dan keindahan alam yang mempesona.

Gunung yang berada di bawah pengelolaan Taman Hutan Raya Raden Soerjo ini terletak di perbatasan kota Batu, kabupaten Malang, dan kabupaten Pasuruan.

Jalur pendakian menyuguhkan panorama menakjubkan dan objek wisata yang menarik, memberikan pengalaman seru sekaligus tidak akan terlupakan bagi pendaki.

Selain menawarkan keindahan alam, ada juga tempat bersejarah di gunung ini. Konon, Gunung Arjuno dulunya menjadi pusat pemerintahan kerajaan Majapahit.

Bukan hanya itu, terdapat juga situs bersejarah Goa Antaboga atau Onto Boego. Goa yang satu ini digunakan tempat pertapaan oleh Naga Hyang Antaboga.

Ada juga beberapa arca yang dikeramatkan oleh masyarakat setempat. Ada candi Sepilar yang tersusun 5 arca Pandawa dan 9 arca penjaga.

Berbicara gunung biasanya tidak akan terlepas dari mitos yang diyakini oleh masyarakat setempat. Lantas, apa saja mitos gunung Arjuno? Yuk kita simak ulasan selengkapnya berikut ini.

  1. Tidak Boleh Ganjil

Ada aturan di Gunung Arjuno, seperti para pendaki diharuskan dalam jumlah genap, tidak boleh ganjil. meskipun tidak tertulis, peraturan tersebut harus dipatuhi demi keamanan para pendaki. Konon katanya jika pendaki berjumlah ganjil akan digenapkan oleh makhluk lain yang kasat mata.

Pendaki berjumlah ganjil hendaknya membawa tongkat untuk menggenapi.

  1. Suara Gamelan Ngunduh Mantu

Suara gamelan menjadi salah satu misteri gunung Arjuno populer. Suara gamelan sering didengar oleh para pendaki di malam hari. Suara gamelan ngunduh mantu ini dikaitkan dengan lokasi kerajaan Singosari dan Majapahit.

Konon katanya sumber gamelan tersebut berasal dari masa lampau kerajaan Singosari dan Majapahit.

Suara gamelan yang tiba-tiba muncul dan bisa hilang ini dipercaya sebagai acara ngunduh mantu bangsa jin. Dipercaya jika mendengar suara gamelan, maka pendaki sebaiknya segera turun supaya tidak dibawa bangsa jin menghilang atau tersesat.

  1. Alas Lali Jiwo

Alas Lali Jiwo berasal dari bahasa Jawa yang artinya hutan lupa diri. Masyarakat disana percaya bahwa jika ada orang yang tersesat di hutan, artinya orang tersebut memiliki niatan yang jahat. Jadi, Alas Lali Jiwo menjadi hukuman serta kutukan untuk siapa saja yang datang dengan niat jahat.

  1. Banyak Petilasan

Petilasan merupakan tempat beristirahat dalam pengembaraan dan pertapaan. Petilasan selalu dikaitkan dengan legenda dalam masyarakat.

Di Gunung Arjuno sendiri banyak terdapat petilasan, seperti Petilasan Eyang Sakri, Petilasan Eyang Sekultram, Petilasan Eyang Abilasa, Petilasan Eyang Antaboga, Petilasan Eyang Sri Makutharama, Petilasan Sepilar, dan Petilasan Eyang Semar.

Tempat petilasan ini penuh dengan unsur mistik dan  misteri yang bisa berpengaruh kepada pendaki.

  1. Pasar Setan

Pasar Setan adalah sebuah urban legend yang banyak dipercayai oleh masyarakat Indonesia. Konon katanya, tempat sakral dan penuh misteri ini, terdapat di beberapa gunung besar di Indonesia, salah satunya adalah Gunung Arjuno.

Dalam hal ini, para pendaki yang menuju puncak gunung Arjuno melalui Tretes, terkadang mendengar suara keramaian seperti di pasar. Suara keramaian seperti di pasar tersebut hanya muncul di malam hari saja.

  1. Pantangan

Ada beberapa pantangan atau larangan yang harus dipatuhi oleh para pendaki. Jika melanggarnya akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti pendaki hilang/tersesat, hingga kerasukan setan.

Adapun larangan tersebut antara lain para pendaki tidak boleh memakai baju merah, wanita yang sedang menstruasi dilarang melanjutkan naik puncak, dilarang menjaki dengan jumlah yang ganjil, dan merusak situs-situs petilasan.